Bitcoin dengan teknologi buku besar Sumber Terbuka, mewujudkan verifikasi publik real-time untuk semua catatan transaksi; sementara The Federal Reserve (FED) yang telah berdiri selama 112 tahun secara berkala merilis laporan, namun tidak pernah menerima audit secara menyeluruh.
Rincian penting seperti rencana pinjaman darurat dan operasi swap valuta asing tidak dipublikasikan secara terbuka untuk waktu yang lama. Apa penyebabnya?
Teks terpilih ini diterjemahkan oleh Run Finance · Ruang Pembelajaran Web3.0 dari artikel Ankish Jain berjudul "Mengapa Bitcoin yang berusia 16 tahun memiliki jejak audit sementara Fed yang berusia 112 tahun tidak".
Artikel ini mengungkapkan perbedaan mendasar dalam paradigma transparansi antara bank sentral dan mata uang digital dengan membandingkan mekanisme audit keduanya, dampak pasar, dan efisiensi regulasi, serta menganalisis dampak nyata dari perbedaan ini terhadap investor, pembuat kebijakan, dan sistem keuangan global.
1.Mekanisme audit diri Bitcoin
Bitcoin sering digambarkan sebagai mata uang digital peer-to-peer, tetapi salah satu karakteristiknya yang paling kurang dihargai adalah kemampuan audit diri. Jaringan ini mengonfirmasi satu blok baru setiap 10 menit melalui mekanisme proof of work, dan divalidasi oleh ribuan node independen di seluruh dunia.
Sejak Januari 2009, telah terbentuk catatan publik yang berkelanjutan yang melintasi lebih dari 900.000 blok dan mencakup hampir 1,2 miliar transaksi. Siapa pun yang terhubung ke jaringan dapat memverifikasi data secara real-time tanpa izin.
Sebagai perbandingan, The Federal Reserve (FED) yang telah berusia 112 tahun, meskipun menjadi pilar sistem keuangan AS — mengelola suku bunga, pasokan uang, dan stabilitas ekonomi — belum pernah mengalami audit independen secara penuh.
Mereka secara teratur menerbitkan notulen rapat kebijakan, neraca, dan laporan keuangan, tetapi menolak pemeriksaan eksternal untuk rincian pinjaman darurat, kuota swap mata uang, dan interaksi dengan bank swasta.
Perbandingan ini sangat dramatis: Bitcoin yang lahir 16 tahun yang lalu memiliki jejak keuangan yang sepenuhnya terbuka, sementara institusi berusia seratus tahun yang mengendalikan ekonomi terbesar di dunia, The Federal Reserve (FED), terus menghindari tingkat pemeriksaan yang sama.
2.Logika verifikasi diri Bitcoin
Karakteristik audit berkelanjutan Bitcoin adalah produk alami dari desain Sumber Terbuka.
Semua peserta jaringan memiliki hak verifikasi dengan aturan yang sama, memecahkan hierarki informasi yang melekat pada industri perbankan—para insider memiliki akses istimewa, sementara publik hanya dapat mengakses informasi yang diungkapkan oleh regulator.
Konsep node penuh adalah inti dari operasi sistem, berfungsi sebagai hakim independen. Node tidak memerlukan izin khusus atau persetujuan politik, siapa pun dapat menjalankannya dengan perangkat keras konsumen dan mendapatkan salinan lengkap buku besar. Prinsip "jangan percaya, verifikasi" ini memastikan bahwa batas pasokan 21 juta koin Bitcoin dapat dilaksanakan tanpa bergantung pada kepercayaan lembaga otoritas.
Setiap blok baru yang ditambang mengandung jumlah Bitcoin baru yang tetap, yang dipotong sekitar setiap empat tahun melalui mekanisme "pengurangan setengah". Dari hadiah awal 50BTC per blok pada tahun 2009, hingga 3.125BTC setelah pengurangan setengah pada April 2024, setiap unit mata uang yang beredar dapat dilacak kembali ke blok kelahirannya.
Perusahaan analisis blockchain seperti Chainalysis, Elliptic, dan Glassnode telah membangun model bisnis yang lengkap di sekitar buku besar Bitcoin. Regulator juga memanfaatkan transparansi jaringan untuk melacak aktivitas kriminal, seperti pada tahun 2021 ketika Departemen Kehakiman AS berhasil memulihkan 63,7 Bitcoin tebusan yang dibayarkan dalam serangan jaringan Kolonial dengan melacak alamat dompet blockchain.
Keandalan audit ini tidak hanya berasal dari transparansi, tetapi juga bergantung pada redundansi. Salinan buku besar Bitcoin tersebar di berbagai wilayah Eropa, Asia, dan Amerika, bahkan jika pemerintah di suatu tempat menutup bursa atau pusat data, data masih dapat diambil dari tempat lain, memastikan proses audit berkelanjutan dan tahan terhadap sensor.
3.Peran global The Federal Reserve (FED)
The Federal Reserve (FED) memiliki posisi unik dalam keuangan global. Meskipun hanya menetapkan kebijakan moneter Amerika Serikat, pengaruhnya jauh melampaui batas negara. Menurut data Dana Moneter Internasional, dolar AS menyumbang sekitar 58% dari cadangan devisa global, dan hampir 90% transaksi perdagangan global menggunakan dolar dalam berbagai bentuk.
Mengingat pengaruh ini, transparansi The Federal Reserve (FED) bukan hanya masalah domestik, tetapi juga berkaitan dengan masyarakat internasional. Lembaga ini secara berkala menerbitkan laporan mingguan H.4.1 tentang neraca, buku cokelat tentang kondisi ekonomi, serta risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal yang terperinci, dan setiap tahun juga menerbitkan laporan keuangan yang diaudit oleh lembaga eksternal untuk mengungkapkan aset, liabilitas, dan pendapatan.
Namun pengungkapan ini hanya melibatkan operasi permukaan, alat paling berkuasa bank sentral masih berada di luar pengawasan independen.
Sebagai contoh dari rencana pinjaman darurat: selama krisis keuangan 2008, The Federal Reserve (FED) menciptakan alat untuk meminjamkan puluhan triliun dolar kepada bank-bank domestik dan internasional. Institute Ekonomi Levy kemudian memperkirakan bahwa total dukungan dari semua rencana melebihi 29 triliun dolar. Namun, rincian intervensi ini hanya terpaksa diungkap beberapa tahun kemudian karena tuntutan hukum dan tekanan dari Kongres.
Tindakan menjaga kerahasiaan serupa juga muncul dalam batasan swap mata uang yang banyak digunakan oleh The Federal Reserve (FED) — alat ini memungkinkan bank sentral asing untuk meminjam dolar AS ketika likuiditas global ketat.
Seruan untuk meningkatkan transparansi terus menerus. Anggota Kongres Ron Paul mengajukan undang-undang "Audit The Federal Reserve" pada tahun 2009, meskipun disetujui di DPR, itu menjadi undang-undang setelah dikurangi secara signifikan. Senator Rand Paul melanjutkan upaya pada tahun 2015, tetapi sekali lagi gagal di Senat.
The Federal Reserve (FED) selalu menentang upaya ini, dan para pejabat menyatakan bahwa transparansi penuh dapat mempolitisasi keputusan mereka dan merusak independensi. Mantan ketua Ben Bernanke pada tahun 2010 memperingatkan bahwa melakukan audit terhadap tinjauan kebijakan moneter dapat "mengancam serius independensi kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan."
Ini menyebabkan apa yang disebut oleh beberapa ekonom sebagai "transparansi selektif": The Federal Reserve (FED) mengungkapkan informasi yang cukup untuk mempertahankan reputasi pasar, namun mengisolasi rincian yang paling sensitif dari pandangan publik.
4. Dampak Kesenjangan Transparansi
Perbedaan transparansi antara Bitcoin dan The Federal Reserve (FED) mempengaruhi pasar, regulasi, dan akuntabilitas publik dari tiga aspek:
Pertama-tama di tingkat perilaku pasar.
Data Glassnode menunjukkan bahwa pada tahun 2023, lebih dari 68% Bitcoin yang dipegang selama lebih dari satu tahun menguasai suplai yang beredar, indikator ini digunakan untuk menilai keyakinan investor jangka panjang. Berbeda dengan Bitcoin yang data on-chain-nya secara langsung mencerminkan perilaku pemegang, suplai dolar kekurangan data statistik yang dapat dibandingkan—pengungkapan bank sentral berfokus pada total makro dan bukan perilaku individu.
The Federal Reserve (FED) justru menciptakan mekanisme yang berlawanan:
Melalui pengumuman dan konferensi pers untuk menyampaikan kebijakan moneter, peserta pasar bereaksi terhadap panduan dan bukan data yang dapat diverifikasi.
Para trader mengandalkan grafik titik untuk menginterpretasikan prospek suku bunga setiap kuartal, meskipun ini hanya merupakan pandangan anggota dewan dan bukan komitmen yang pasti. Perbedaan antara harapan dan kenyataan dapat memicu fluktuasi pasar global senilai triliunan dolar dalam hitungan menit, menyoroti perbedaan bobot antara komunikasi selektif versus visibilitas yang langsung.
Bidang regulasi juga mencerminkan nilai perbandingan. Buku besar Bitcoin yang sepenuhnya terbuka memungkinkan lembaga regulasi global untuk memanfaatkan blockchain untuk mencapai kepatuhan.
Laporan Chainalysis menyatakan bahwa pada tahun 2023, otoritas AS menyita Bitcoin senilai 3,4 miliar dolar yang terkait dengan kasus kriminal melalui pelacakan on-chain. Sebaliknya, hubungan The Federal Reserve (FED) dengan lembaga bermasalah selama krisis — seperti intervensi pasar repurchase overnight pada tahun 2019 — awalnya sepenuhnya tidak transparan, pada saat itu hanya jumlah total yang diumumkan, identitas bank yang meminta bantuan tetap dirahasiakan.
Kesenjangan kredit juga mempengaruhi hubungan internasional. Negara-negara yang sangat bergantung pada perdagangan atau cadangan dolar harus menerima keputusan The Federal Reserve (FED) tanpa dapat mengetahui semua strategi, yang mendorong minat terhadap alternatif.
Menurut pelacak mata uang digital bank sentral 2025 dari Dewan Atlantik, kelompok BRICS sedang membahas pengurangan ketergantungan pada dolar AS, lebih dari 130 bank sentral di seluruh dunia sedang menguji coba mata uang digital.
Kesenjangan transparansi menjadi kunci karena itu membentuk kembali pemahaman orang tentang keadilan finansial. Dua model memiliki efektivitas masing-masing, tetapi seiring sistem digital mendefinisikan ulang standar tanggung jawab finansial, perbandingan ini semakin jelas.
#Studi Web3
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Mengapa Bitcoin yang berusia 16 tahun memiliki mekanisme audit, sementara The Federal Reserve (FED) yang berusia 112 tahun tidak?
Bitcoin dengan teknologi buku besar Sumber Terbuka, mewujudkan verifikasi publik real-time untuk semua catatan transaksi; sementara The Federal Reserve (FED) yang telah berdiri selama 112 tahun secara berkala merilis laporan, namun tidak pernah menerima audit secara menyeluruh. Rincian penting seperti rencana pinjaman darurat dan operasi swap valuta asing tidak dipublikasikan secara terbuka untuk waktu yang lama. Apa penyebabnya? Teks terpilih ini diterjemahkan oleh Run Finance · Ruang Pembelajaran Web3.0 dari artikel Ankish Jain berjudul "Mengapa Bitcoin yang berusia 16 tahun memiliki jejak audit sementara Fed yang berusia 112 tahun tidak". Artikel ini mengungkapkan perbedaan mendasar dalam paradigma transparansi antara bank sentral dan mata uang digital dengan membandingkan mekanisme audit keduanya, dampak pasar, dan efisiensi regulasi, serta menganalisis dampak nyata dari perbedaan ini terhadap investor, pembuat kebijakan, dan sistem keuangan global.
1.Mekanisme audit diri Bitcoin Bitcoin sering digambarkan sebagai mata uang digital peer-to-peer, tetapi salah satu karakteristiknya yang paling kurang dihargai adalah kemampuan audit diri. Jaringan ini mengonfirmasi satu blok baru setiap 10 menit melalui mekanisme proof of work, dan divalidasi oleh ribuan node independen di seluruh dunia. Sejak Januari 2009, telah terbentuk catatan publik yang berkelanjutan yang melintasi lebih dari 900.000 blok dan mencakup hampir 1,2 miliar transaksi. Siapa pun yang terhubung ke jaringan dapat memverifikasi data secara real-time tanpa izin.
Sebagai perbandingan, The Federal Reserve (FED) yang telah berusia 112 tahun, meskipun menjadi pilar sistem keuangan AS — mengelola suku bunga, pasokan uang, dan stabilitas ekonomi — belum pernah mengalami audit independen secara penuh. Mereka secara teratur menerbitkan notulen rapat kebijakan, neraca, dan laporan keuangan, tetapi menolak pemeriksaan eksternal untuk rincian pinjaman darurat, kuota swap mata uang, dan interaksi dengan bank swasta. Perbandingan ini sangat dramatis: Bitcoin yang lahir 16 tahun yang lalu memiliki jejak keuangan yang sepenuhnya terbuka, sementara institusi berusia seratus tahun yang mengendalikan ekonomi terbesar di dunia, The Federal Reserve (FED), terus menghindari tingkat pemeriksaan yang sama. 2.Logika verifikasi diri Bitcoin Karakteristik audit berkelanjutan Bitcoin adalah produk alami dari desain Sumber Terbuka. Semua peserta jaringan memiliki hak verifikasi dengan aturan yang sama, memecahkan hierarki informasi yang melekat pada industri perbankan—para insider memiliki akses istimewa, sementara publik hanya dapat mengakses informasi yang diungkapkan oleh regulator. Konsep node penuh adalah inti dari operasi sistem, berfungsi sebagai hakim independen. Node tidak memerlukan izin khusus atau persetujuan politik, siapa pun dapat menjalankannya dengan perangkat keras konsumen dan mendapatkan salinan lengkap buku besar. Prinsip "jangan percaya, verifikasi" ini memastikan bahwa batas pasokan 21 juta koin Bitcoin dapat dilaksanakan tanpa bergantung pada kepercayaan lembaga otoritas. Setiap blok baru yang ditambang mengandung jumlah Bitcoin baru yang tetap, yang dipotong sekitar setiap empat tahun melalui mekanisme "pengurangan setengah". Dari hadiah awal 50BTC per blok pada tahun 2009, hingga 3.125BTC setelah pengurangan setengah pada April 2024, setiap unit mata uang yang beredar dapat dilacak kembali ke blok kelahirannya. Perusahaan analisis blockchain seperti Chainalysis, Elliptic, dan Glassnode telah membangun model bisnis yang lengkap di sekitar buku besar Bitcoin. Regulator juga memanfaatkan transparansi jaringan untuk melacak aktivitas kriminal, seperti pada tahun 2021 ketika Departemen Kehakiman AS berhasil memulihkan 63,7 Bitcoin tebusan yang dibayarkan dalam serangan jaringan Kolonial dengan melacak alamat dompet blockchain. Keandalan audit ini tidak hanya berasal dari transparansi, tetapi juga bergantung pada redundansi. Salinan buku besar Bitcoin tersebar di berbagai wilayah Eropa, Asia, dan Amerika, bahkan jika pemerintah di suatu tempat menutup bursa atau pusat data, data masih dapat diambil dari tempat lain, memastikan proses audit berkelanjutan dan tahan terhadap sensor. 3.Peran global The Federal Reserve (FED) The Federal Reserve (FED) memiliki posisi unik dalam keuangan global. Meskipun hanya menetapkan kebijakan moneter Amerika Serikat, pengaruhnya jauh melampaui batas negara. Menurut data Dana Moneter Internasional, dolar AS menyumbang sekitar 58% dari cadangan devisa global, dan hampir 90% transaksi perdagangan global menggunakan dolar dalam berbagai bentuk. Mengingat pengaruh ini, transparansi The Federal Reserve (FED) bukan hanya masalah domestik, tetapi juga berkaitan dengan masyarakat internasional. Lembaga ini secara berkala menerbitkan laporan mingguan H.4.1 tentang neraca, buku cokelat tentang kondisi ekonomi, serta risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal yang terperinci, dan setiap tahun juga menerbitkan laporan keuangan yang diaudit oleh lembaga eksternal untuk mengungkapkan aset, liabilitas, dan pendapatan. Namun pengungkapan ini hanya melibatkan operasi permukaan, alat paling berkuasa bank sentral masih berada di luar pengawasan independen. Sebagai contoh dari rencana pinjaman darurat: selama krisis keuangan 2008, The Federal Reserve (FED) menciptakan alat untuk meminjamkan puluhan triliun dolar kepada bank-bank domestik dan internasional. Institute Ekonomi Levy kemudian memperkirakan bahwa total dukungan dari semua rencana melebihi 29 triliun dolar. Namun, rincian intervensi ini hanya terpaksa diungkap beberapa tahun kemudian karena tuntutan hukum dan tekanan dari Kongres. Tindakan menjaga kerahasiaan serupa juga muncul dalam batasan swap mata uang yang banyak digunakan oleh The Federal Reserve (FED) — alat ini memungkinkan bank sentral asing untuk meminjam dolar AS ketika likuiditas global ketat. Seruan untuk meningkatkan transparansi terus menerus. Anggota Kongres Ron Paul mengajukan undang-undang "Audit The Federal Reserve" pada tahun 2009, meskipun disetujui di DPR, itu menjadi undang-undang setelah dikurangi secara signifikan. Senator Rand Paul melanjutkan upaya pada tahun 2015, tetapi sekali lagi gagal di Senat. The Federal Reserve (FED) selalu menentang upaya ini, dan para pejabat menyatakan bahwa transparansi penuh dapat mempolitisasi keputusan mereka dan merusak independensi. Mantan ketua Ben Bernanke pada tahun 2010 memperingatkan bahwa melakukan audit terhadap tinjauan kebijakan moneter dapat "mengancam serius independensi kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan." Ini menyebabkan apa yang disebut oleh beberapa ekonom sebagai "transparansi selektif": The Federal Reserve (FED) mengungkapkan informasi yang cukup untuk mempertahankan reputasi pasar, namun mengisolasi rincian yang paling sensitif dari pandangan publik. 4. Dampak Kesenjangan Transparansi Perbedaan transparansi antara Bitcoin dan The Federal Reserve (FED) mempengaruhi pasar, regulasi, dan akuntabilitas publik dari tiga aspek: Pertama-tama di tingkat perilaku pasar. Data Glassnode menunjukkan bahwa pada tahun 2023, lebih dari 68% Bitcoin yang dipegang selama lebih dari satu tahun menguasai suplai yang beredar, indikator ini digunakan untuk menilai keyakinan investor jangka panjang. Berbeda dengan Bitcoin yang data on-chain-nya secara langsung mencerminkan perilaku pemegang, suplai dolar kekurangan data statistik yang dapat dibandingkan—pengungkapan bank sentral berfokus pada total makro dan bukan perilaku individu. The Federal Reserve (FED) justru menciptakan mekanisme yang berlawanan: Melalui pengumuman dan konferensi pers untuk menyampaikan kebijakan moneter, peserta pasar bereaksi terhadap panduan dan bukan data yang dapat diverifikasi. Para trader mengandalkan grafik titik untuk menginterpretasikan prospek suku bunga setiap kuartal, meskipun ini hanya merupakan pandangan anggota dewan dan bukan komitmen yang pasti. Perbedaan antara harapan dan kenyataan dapat memicu fluktuasi pasar global senilai triliunan dolar dalam hitungan menit, menyoroti perbedaan bobot antara komunikasi selektif versus visibilitas yang langsung. Bidang regulasi juga mencerminkan nilai perbandingan. Buku besar Bitcoin yang sepenuhnya terbuka memungkinkan lembaga regulasi global untuk memanfaatkan blockchain untuk mencapai kepatuhan. Laporan Chainalysis menyatakan bahwa pada tahun 2023, otoritas AS menyita Bitcoin senilai 3,4 miliar dolar yang terkait dengan kasus kriminal melalui pelacakan on-chain. Sebaliknya, hubungan The Federal Reserve (FED) dengan lembaga bermasalah selama krisis — seperti intervensi pasar repurchase overnight pada tahun 2019 — awalnya sepenuhnya tidak transparan, pada saat itu hanya jumlah total yang diumumkan, identitas bank yang meminta bantuan tetap dirahasiakan. Kesenjangan kredit juga mempengaruhi hubungan internasional. Negara-negara yang sangat bergantung pada perdagangan atau cadangan dolar harus menerima keputusan The Federal Reserve (FED) tanpa dapat mengetahui semua strategi, yang mendorong minat terhadap alternatif. Menurut pelacak mata uang digital bank sentral 2025 dari Dewan Atlantik, kelompok BRICS sedang membahas pengurangan ketergantungan pada dolar AS, lebih dari 130 bank sentral di seluruh dunia sedang menguji coba mata uang digital. Kesenjangan transparansi menjadi kunci karena itu membentuk kembali pemahaman orang tentang keadilan finansial. Dua model memiliki efektivitas masing-masing, tetapi seiring sistem digital mendefinisikan ulang standar tanggung jawab finansial, perbandingan ini semakin jelas. #Studi Web3